Bab 15— Sola Scriptura dan Ellen G. White: Refleksi Sejarah

Alberto K Timm 

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh selalu menganut prinsip Protestan sola Scriptura (hanya dengan Alkitab saja). ^{1Untuk studi yang lebih mendalam tentang berbagai nuansa prinsip sola Scriptura, lihat, misalnya, Keith A. Mathison, 001); The Shape of Sola Scriptura (Moscow, Idaho: Canon Press, 2001); E. Edward Zinke, “FaithScience Issues: An Epistomological Perspective, “Journal of the Adventist Theological Society 15, no. 1 (Spring 2004): 63—90; Rolf J. Pöhler, “Adventisten, Ellen White und das Sola-Scriptura-Prinzip, “Spes Christiana 17 (2006) :45—68; Joel R. Beeke et al., Sola Scriptura: The Protestant Position on the Bible (Orlando, Fla.: Reformation Trust, 2009); Graham Cole, “Sola Scriptura: Some Historical and Contemporary Perspectives, ” Churchman 104, no. 1 (1990): 20-34; Aleksandar S. Santrac, “The Sola Scriptura Principle in the Current Debate,” Journal of the Adventist Theological Society 24, no. 1 (2013): 107—126; Kwabena Donkor, “Contemporary Responses to Sola Scriptura: Implications for Adventist Theology, ” Reflections—The BRI Newsletter 41 (January 2013): 5-8; John C. Peckham, “Sola Scriptura: Reductio ad absurdum?” Trinity Journal 35NS, no. 2 (Fall 2014): 195—223. Lihat juga G.R. Evans, Problems of Authority in the Reformation Debates (Cambridge: Cambridge University Press, 1992).} Pada awal tahun 1847 James White menyatakan bahwa Alkitab adalah “sempurna, dan wahyu yang lengkap “dan” satu-satunya aturan iman dan prakdk kita.” ^{2[James White], dalam James White, ed., A Word to the “Little Flock” (Brunswick, Maine: [James White], 1847), 13.} Pernyataan 3 tahun 1872 tentang Deklarasi Prinsip-Prinsip Mendasar yang Diajarkan dan Dipraktikkan oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menegaskan bahwa “Kitab Suci, Perjanjian Lama dan Baru, diberikan dengan ilham dari Allah, berisi wahyu penuh akan kehendaknya kepada manusia, dan merupakan satu-satunya aturan iman dan praktik yang sempurna.” ^{3Deklarasi Prinsip-prinsip Mendasar yang Diajarkan dan Dipraktikkan oleh Gereja Advent Hari Ketujuh (Battle Creek, Mich.: Steam Press of the Seventh-day Adventist Publishing Association, 1872), 5.} Dan pada tahun 1884 Ellen White menambahkan, “Tetapi Allah akan memiliki umat di bumi untuk memelihara Alkitab, dan hanya Alkitab, sebagai standar dari semua doktrin dan dasar dari semua reformasi.” ^{4Ellen G. White, The Spirit of Prophecy, vol. 4: The Great Controversy Between Christ and Satan From the Destruction of Jerusalem to the End of the Controversy (Oakland: Pacific Press®, 1884), 413.} KN 348.1

Pada saat yang sama, orang Advent juga menerima tulisan-tulisan Ellen White sebagai perwujudan akhir zaman dari karunia nubuat yang sejati. Tetapi beberapa kritikus berpendapat bahwa penerimaan tulisan-tulisan itu merusak klaim Advent tentang ketaatan yang ketat pada prinsip sola Scriptura. D.M. Canright, seorang yang lama mengkritik Advent, melangkah lebih jauh dengan mengklaim bahwa orang Advent memiliki “Alkitab yang lain”—tulisan Ellen White—dan “mereka harus membaca Alkitab lama kita dalam terang Alkitab yang baru ini.” ^{5D.M. Canright, Seventh-day Adventism Renounced After an Experience of Twenty-eight Years by a Prominent Minister and Writer of That Faith (Chicago: Fleming H. Revell, 1889), 136. Cf. William H. Branson, dalam Defense of the Faith: The Truth About Seventh-day Adventism. A Reply to Canright (Washington, D.C.: Review and Herald®, 1933), 327-367.} Dale Ratzlaff, kritikus gencar lainnya, menyatakan bahwa Gereja Advent Hari Ketujuh memiliki dua “sumber otoritas yang sama, dua sumber kebenaran: Alkitab dan tulisan-tulisan Ellen G. White.” ^{6Dale Ratzlaff, The Cultic Doctrine of Seventh-day Adventists (Sedona, Ariz.: Life Assurance Ministries, 1996), 33.} Beberapa studi yang bermanfaat telah menanggapi kritik ini, ^{7 Lihat, misalnya., T. Housel Jemison, A Prophet Among You (Mountain View, Calif.: Pacific Press®, 1955), 371; Arthur L. White, “The Position of ‘The Bible, and the Bible Only’ and the Relationship of This to the Writings of Ellen G. White,” di www .andrews.edu/library/car/ (diakses 2 Desember 2014); Herbert E. Douglas, Messenger of the Lord: The Prophetic Ministry of Ellen G. White (Nampa, Idaho: Pacific Press®, 1998), 408—433; Merlin D. Burt, “Ellen G. White and Sola Scriptura” (makalah yang dipresentasikan pada the Seventh-day Adventist Church and Presbyterian Church USA Conversation, Office of the General Assembly PC [USA], Louisville, Ky., Aug. 23, 2007), di adventistbiblicalresearch.org (accessed Dec. 2, 2014); Jud Lake, Ellen White Under Fire: Identifying the Mistakes of Her Critics (Nampa, Idaho: Pacific Press®, 2010), 132-178; George R. Knight, “Bible, Ellen G. White’s Relationship to the,” dalam Denis Fortin and Jerry Moon, eds., The Ellen G. White Encyclopedia, 2nd ed. (Hagerstown, Md.: Review and Herald®, 2013 [2014]), 647—649; R. Clifford Jones, “Ellen White and Scripture,” dalam Merlin D. Burt, ed., Understanding Ellen White: The Life and Work of the Most Influential Voice in Adventist History (Nampa, Idaho: Pacific Press®; Silver Spring, Md.: Ellen G. White Estate, 2015), 45-54.} tetapi ada ruang untuk menilai lebih jauh hubungan antara prinsip sola Scriptura dan tulisan-tulisan Ellen G. White dari perspektif sejarah yang lebih luas. KN 348.2

Artikel ini menyurvei konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan (1) klaim Katolik Roma sebagai satu-satunya penafsir Alkitab yang benar; (2) tanggapan Protestan melalui prinsip sola Scriptura; (3) alternatif hermeneutik baru yang melemahkan prinsip itu; (4) penekanan kembali Ellen White terhadap prinsip sola Scriptura; dan (5) bagaimana dia menggunakannya dalam eksposisi Kitab Suci. Konsep tersebut dapat memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami peran akhir zaman Ellen White yang krusial, dalam mengangkat prinsip sola Scriptura. KN 349.1